Gambar Sampul IPS · Bab XII Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat
IPS · Bab XII Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat
Sutarto

23/08/2021 05:01:12

SMP 9 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

IPS SMP/MTs Kelas IX

233

Bab

XII

Perjuangan Bangsa

Indonesia Merebut

Irian Barat

Setelah proses pengakuan kedaulatan Indonesia masih mempunyai satu

permasalahan dengan Belanda yaitu masalah Irian Barat. Gambar di atas pasukan

Brimob yang diterjunkan di Fak-Fak, Irian Barat pada tanggal 15 Mei 1962 untuk

merebut Irian Barat dari tangan Belanda. Langkah apa yang dilakukan pemerintah?

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, PT Tira Pustaka, 1983. hlm. 199

Gb.12.1

Saat-saat pemberangkatan Brimob untuk melakukan infiltrasi di Irian Barat

234

IPS SMP/MTs Kelas IX

Peta Konsep

Perjuangan

Bangsa Indone-

sia Merebut Irian

Barat

Kata Kunci

- Perjuangan diplomasi

- Konfront

asi Politik dan ekonomi

- Trikora

- P epera

Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan kamu dapat:

1. menguraikan latar belakang terjadi perjuangan mengembalikan Irian Barat;

2. mengidentifikasi perjuangan diplomasi dalam upaya mengembalikan Irian Barat,

3. mengidentifikasi perjuangan dengan konfrontasi politik dan ekonomi dalam upaya

mengembalikan Irian Barat,

4. mengidentifikasi pelaksanaan Trikomando Rakyat (Trikora) untuk merebut Irian Barat,

5. mendeskripsikan persetujuan New York dan pengaruhnya terhadap penyelseaian masalah

Irian Barat, dan

6. menjelaskan arti penting Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Perjuangan Konfrontasi

Pendekatan Diplomasi

Pepera

Persetujuan New York

3

J

a

l

u

r

Perjuangan melalui

Trikora

Konfrontasi

Ekonomi

Konfrontasi Politik

Fase Eksploitasi

Fase Infiltrasi

Fase Konsolidasi

IPS SMP/MTs Kelas IX

235

Seringkali di masyarakat terjadi kasus persengketaan antarsaudara atau dengan

tetangga disebabkan rebutan batas tanah. Persengkataan ini seringkali meretakkan

hubungan bersaudara maupun bertetangga. Sebab dalam masalah hak tanah

seringkali orang mempertahankan mati-matian, bahkan orang Jawa mengatakan

Sedumuk Bathuk Senyari Bumi”.

Maksudnya, dalam mempertahankan hak tanah

mereka memperjuangkan walaupun sampai titik darah penghabisan.

Begitu juga bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan wilayah Irian Barat

(sekarang Papua) ketika hendak diduduki Belanda setelah diakuinya kedaulatan RI

pada tanggal 27 Desember 1949. Bangsa Indonesia harus berjuang dengan berbagai

macam cara untuk merebut kembali Irian Barat. Bagaimana perjuangan bangsa untuk

memperoleh haknya kembali atas Irian Barat akan kita pelajari dalam bab ini. Dengan

mempelajari bab ini kita dapat meneladani para pejuang kita yang berjiwa ksatria

dalam mempertahankan haknya sebagai bangsa yang utuh dari Sabang sampai

Merauke.

Masih ingatkah kalian tentang Konferensi Meja Bundar (KMB) yang

diselenggarakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September

1949? Salah satu keputusan dalam konferensi tersebut antara lain bahwa masalah

Irian Barat akan dibicarakan antara Indonesia dengan Belanda satu tahun setelah

Pengakuan Kedaulatan. Dari keputusan ini terjadi perbedaan penafsiran antara

Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia menafsirkan bahwa Belanda akan

menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Tetapi pihak Belanda menafsirkan hanya

akan merundingkan saja masalah Irian Barat. Dalam perjalanan waktu, Belanda tidak

mau membicarakan masalah Irian Barat dengan Indonesia.

Untuk menghadapi sikap Belanda tersebut maka Indonesia melakukan berbagai

upaya sebagai berikut.

Dalam menghadapi masalah Irian Barat tersebut Indonesia mula-mula

melakukan upaya damai, yakni melalui diplomasi bilateral dalam lingkungan ikatan

Uni Indonesia-Belanda. Akan tetapi usaha-usaha melalui meja perundingan secara

bilateral ini selalu mengalami kegagalan. Setelah upaya-upaya tersebut tidak

mambawa hasil maka sejak tahun 1953 perjuangan pembebasan Irian Barat mulai

dilakukan di forum- forum internasional, terutama PBB dan forum-forum solidaritas

Asia-Afrika seperti Konferensi Asia-Afrika.

A

Latar Belakang Terjadinya Perjuangan

Mengembalikan Irian Barat

B

Perjuangan Diplomasi: Pendekatan Diplomasi

236

IPS SMP/MTs Kelas IX

Sejak tahun 1954 masalah Irian Barat ini selalu dibawa dalam acara Sidang

Majelis Umum PBB, namun upaya ini pun tidak memperoleh tanggapan yang positif.

Setelah upaya-upaya diplomasi tidak mencapai hasil maka pemerintah mengambil

sikap yang lebih keras yakni membatalkan Uni Indonesia-Belanda dan diikuti

pembatalan secara sepihak persetujuan KMB oleh Indonesia pada tahun 1956.

Partai-partai politik dan semua

golongan mendukung terhadap upaya

pembebasan Irian Barat ini. Selain itu

perjuangan merebut Irian Barat

diresmikan pemerintah maka ditetap-

kanlah Soa-Siu di Tidore sebagai ibu

kota provinsi Irian Barat dan Zainal

Abidin Syah ditetapkan menjadi

Gubernur pada tanggal 23 September

1956.

Berbagai upaya yang dilakukan

Indonesia tersebut sampai tahun 1957 ternyata

belum membawa hasil sehingga Belanda tetap

menduduki Irian Barat. Karena jalan damai

yang ditempuh belum membawa hasil maka

sejak itu perjuangan ditingkatkan dengan me-

lakukan aksi-aksi pembebasan Irian Barat di

seluruh tanah air Indonesia yang dimulai

dengan pengambilalihan perusahaan milik

Belanda.

Perusahaan-perusahaan milik Belanda

yang diambilalih oleh bangsa Indonesia pada

bulan Desember 1957 tersebut antara lain

Nederlandsche Handel Maatschappij N.V.

(sekarang menjadi Bank Dagang Negara),

bank Escompto di Jakarta serta Perusahaan

Philips dan KLM.

Sumber. 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal. 100.

Gb.12.2

Pelantikan Zainal Abidin Syah, Sultan Tidore

sebagai Gubernur Irian Barat.

C

Perjuangan dengan Konfrontasi Politik dan

Ekonomi

Sumber. 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal. 100.

Gb.12.3

Pengambilalihan Nederlandsche Handel

Maatschappij (NHM)

IPS SMP/MTs Kelas IX

237

Pada tanggal 17 Agustus 1960 Republik Indonesia secara resmi memutuskan

hubungan diplomatik dengan Pemerintah Kerajaan Belanda. Melihat hubungan yang

tegang antara Indonesia dengan Belanda ini maka dalam Sidang Umum PBB tahun

1961 kembali masalah ini diperdebatkan.

Pada waktu terjadi ketegangan Indonesia dengan Belanda, Sekretaris Jenderal

PBB U Thant menganjurkan kepada salah seorang diplomat Amerika Serikat

Ellsworth Bunker untuk mengajukan usul penyelesaian masalah Irian Barat. Pada

bulan Maret 1962 Ellsworth Bunker mengusulkan agar pihak Belanda menyerahkan

kedaulatan Irian Barat kepada Republik Indonesia yang dilakukan melalui PBB dalam

waktu dua tahun. Akhirnya Indonesia menyetujui usul Bunker tersebut dengan

catatan agar waktu dua tahun itu diperpendek. Sebaliknya Pemerintah Kerajaan

Belanda tidak mau melepaskan Irian bahkan membentuk negara “Boneka” Papua.

Dengan sikap Belanda tersebut maka tindakan bangsa Indonesia dari politik

konfrontasi ekonomi ditingkatkan menjadi konfrontasi segala bidang.

Tindakan Belanda dengan mendirikan negara “Boneka” Papua itu merupakan

sikap yang menantang kepada bangsa Indonesia untuk bertindak cepat. Oleh karena

itu pemerintah segera mengambil tindakan guna membebaskan Irian Barat. Pada

tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno dalam suatu rapat raksasa di

Yogyakarta mengeluarkan komando yang terkenal sebagai

Tri Komando Rakyat

(Trikora) yang isinya sebagai berikut.

1) Gagalkan pembentukan “Negara

Papua” bikinan Belanda kolonial.

2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian

Barat tanah air Indonesia.

3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum

guna mempertahankan kemerde-

kaan dan kesatuan tanah air dan

bangsa.

Dengan dikeluarkannya Trikora

maka mulailah konfrontasi total terhadap

Belanda dan pada bulan Januari 1962

pemerintah membentuk Komando

Mandala Pembebasan Irian Barat yang

berkedudukan di Makasar. Adapun tugas pokok dari Komando Mandala

Pembebasan Irian Barat ini adalah pengembangan operasi-operasi militer dengan

tujuan pengembangan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan negara Republik

Indonesia. Sebagai Panglima Komando Mandala adalah Mayor Jenderal Soeharto.

D

Tri Komando Rakyat (Trikora)

Sumber. 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal. 195

Gb 12.4

Presiden Soekarno sedang mengumandangkan

Trikora pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta

238

IPS SMP/MTs Kelas IX

Sebelum Komando Mandala me-

lakukan operasi sudah dilakukan

penyusupan ke Irian Barat. Pada tanggal

15 Januari 1962 ketika waktu menunjukkan

pukul 21.15 di angkasa terlihat dua buah

pesawat terbang pada ketinggian 3000

kaki melintasi formasi patroli ALRI.

Diperkirakan pesawat tersebut adalah

milik Belanda jenis

Neptune

dan

Firefly.

Waktu itu terlihat juga dua buah kapal

perusak yang sedang melepaskan

tembakan ke arah kapal

Motor Torpedo

Boat

(MTB) yang di situ turut pula para

pejabat tinggi dari Markas Besar Angkatan

Laut yaitu Komodor Yos Sudarso.

Dalam insiden di Laut Aru tersebut Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana

Pertama (Komodor) Yos Sudarso, bersama Komandan KRI Macan Tutul, Kapten

(Laut) Wiratno, dan beberapa prajurit TNI-AL gugur sebagai pahlawan. Sebelum

gugur Komodor Yos Sudarso sempat mengucapkan pesan terakhir “ Kobarkan

Semangat Pertempuran.”

Adapun operasi-operasi yang direncanakan Komando Mandala di Irian Barat

dibagi dalam tiga fase, yakni sebagai berikut.

(1) Fase Infiltrasi (sampai akhir 1962)

Memasukkan 10 kompi ke sekitar sasaran- sasaran tertentu untuk menciptakan

daerah bebas

de facto.

Kesatuan-kesatuan ini harus dapat mengembangkan

penguasaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat dalam perjuangan

fisik untuk membebaskan wilayah tersebut.

(2) Fase Eksploitasi (mulai awal 1963)

Mengadakan serangan terbuka

terhadap induk militer lawan, mendu-

duki semua pos pertahanan musuh yang

penting.

(3) Fase Konsolidasi (awal 1964)

Menegakkan kekuasaan Republik

Indonesia secara mutlak di seluruh Irian

Barat.

Selanjutnya antara bulan Maret

sampai Agustus 1962 Komando Mandala

melakukan operasi-operasi pendaratan

baik melalui laut maupun udara.

Sumber: 30 Tahun Indonesia

Merdeka 2, hal 208.

Gb.12.6

Kapten (L) Wiratno

Sumber: 30 Tahun Indonesia

Merdeka 2, hal 208.

Gb.12.5

Komodor Yos

Sudarso

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal 205.

Gb.12.7

Saat-saat pemberangkatan pasukan Brimob

yang akan melakukan infiltrasi melalui laut menuju

Fak-Fak.

IPS SMP/MTs Kelas IX

239

Beberapa operasi tersebut adalah Operasi Banteng di Fak-Fak dan Kaimana. Operasi

Srigala di sekitar Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga di Merauke, serta Operasi

Jatayu di Sorong, Kaimana, dan Merauke. Selain itu juga direncanakan serangan

terbuka merebut Irian Barat dengan Operasi Jayawijaya.

Pada awalnya Belanda tidak yakin pasukan Indonesia dapat masuk ke wilayah

Irian. Akan tetapi operasi-operasi yang dilakukan Pasukan Komando Mandala

ternyata berhasil terbukti dengan jatuhnya Teminabuan ke tangan pasukan Indonesia.

Sementara itu Pemerintah Kerajaan Belanda sedikit banyak mendapat tekanan dari

pihak Amerika Serikat untuk berunding karena untuk mencegah terseretnya Uni

Soviet dan Ameriksa Serikat ke dalam konfrontasi.

Dengan adanya rencana Bunker di atas maka sikap Indonesia adalah

menerimanya. Hal ini ternyata menambah simpati dunia terhadap RI, sebaliknya

Belanda bersikukuh mempertahankan Irian Barat. Oleh karena itu pada tanggal

14 Agustus 1962 RI melakukan operasi besar-besaran yang terkenal sebagai operasi

Jayawijaya. Tanggal penyerbuan ini ditetapkan sebagai ”Hari H” atau “Hari

Penyerbuan.”

Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani suatu perjanjian antara Indonesia

dengan Pemerintah Belanda di New York, bertempat di Markas Besar PBB. Perjanjian

ini terkenal dengan

Perjanjian New York.

Adapun isi Perjanjian New York adalah

sebagai berikut.

1. Pemerintah Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Penguasa Pelaksana

Sementara PBB (UNTEA =

United Nations Temporary Executive Authority)

pada

tanggal 1 Oktober 1962.

2. Pada tanggal 1 Oktober 1962 bendera

PBB akan berkibar di Irian Barat

berdampingan dengan bendera

Belanda, yang selanjutnya akan

diturunkan pada tanggal 31 Desember

untuk digantikan oleh bendera

Indonesia mendampingi bendera

PBB.

3. Pemerintah UNTEA berakhir pada

tanggal 1 Mei 1963, pemerintahan

selanjutnya diserahkan kepada

pihak Indonesia.

E

Persetujuan New York

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2, hal 205.

Gb.12.8

Kapal ”SS” Patris yang tiba Irian Barat untuk

mengangkut warga negara Belanda yang akan kembali

ke negerinya sesuai dengan Persetujuan New York.

240

IPS SMP/MTs Kelas IX

Wawasan Kebinekaan

4. Pemulangan orang-orang sipil dan militer Belanda harus sudah selesai pada

tanggal 1 Mei 1963.

5. Pada tahun 1969 rakyat Irian Barat diberi kesempatan untuk menyatakan

pendapatnya tetap dalam wilayah RI atau memisahkan diri dari RI melalui

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Selanjutnya untuk menjamin keamanan di Irian Barat maka dibentuk suatu

pasukan keamanan PBB yang dinamakan

United Nations Security Forces

(UNSF) di

bawah pimpinan Brigadir Jenderal Said Uddin Khan dari Pakistan. Pekerjaan

UNTEA di bawah pimpinan Jalal Abdoh dari Iran juga berjalan lancar sehingga

tepat pada tanggal 1 Mei 1963 roda pemerintahan RI sudah berjalan. Sebagai

Gubernur Irian Barat pertama maka diangkatlah E. J. Bonay, seorang putera asli

Irian Barat.

Di samping nama-nama Soeharto, Sudarso dan lain-lain yang berjasa dalam

pembebasan Irian Barat juga tercatat dalam sejarah nama-nama seperti Kolonel

Sudomo, Kolonel Udara Leo Watimena, dan Mayor L. B. Moerdani. Pantas pula

untuk dikenang adalah, sukarelawati yang gigih berjuang dalam pembebasan Irian

Barat yakni Herlina. Ia memenangkan hadiah Pending Emas karena ikut sertanya

dalam pembebasan Irian Barat secara heroik. Pengalamannya dibukukan dalam karya

tulis yang berjudul

Pending Emas.

Dengan ditandatangani Perjanjian New York maka pada tanggal 1 Mei 1963

Irian Barat diserahkan kepada Indonesia. Hubungan diplomatik dengan Belanda

pun segera dibuka kembali. Dengan kembalinya Irian Barat kepada Indonesia maka

Komando Mandala dibubarkan dan sebagai operasi terakhir adalah Operasi

Wisnumurti yang bertugas menjaga keamanan dalam penyerahan kekuasaan

pemerintahan di Irian Barat dai UNTEA kepada Indonesia.

Bangsa Indonesia rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan wilayah Irian

Barat (sekarang Papua) dari kekuasaan Belanda. Hal ini membuktikan jiwa kebersamaan dan

persatuan dalam ikut merasakan nasib saudar-saudarakita baik dalam suka maupun duka.

Rasa kebersamaan dan persatuan inilah merupakan senjata yang ampuh dalam mencapai

kemenangan. Sebab ada kata-kata mutiara “Tiada kemenangan tanpa kekuatan, dan tiada

kekuatan tanpa persatuan.”

IPS SMP/MTs Kelas IX

241

Sebagai bagian dari Persetujuan New York bahwa Indonesia berkewajiban untuk

mengadakan “Penentuan Pendapat Rakyat”

(Ascertainment of the wishes of the people)

di Irian Barat sebelum akhir tahun 1969 dengan ketentuan bahwa kedua belah pihak,

Indonesia dan Belanda, akan menghormati keputusan hasil Penentuan Pendapat

Rakyat Irian Barat tersebut.

Pada tahun 1969 diselenggarakanlah

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di

Irian Barat dan hasilnya adalah bahwa

rakyat Irian Barat tetap menghendaki

sebagai bagian dari wilayah Republik

Indonesia. Selanjutnya hasil dari Pepera

tersebut dibawa ke New York oleh utusan

Sekjen PBB Ortizs Sanz untuk dilapor-

kan dalam Sidang Umum PBB ke- 24

pada bulan November 1969.

Penyelesaian sengketa masalah Irian

Barat antara Indonesia dengan Belanda

melalui Persetujan New York dan

dilanjutkan dengan Penentuan Pendapat

Rakyat (Pepera) merupakan cara yang

adil. Dalam persoalan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat = plebisit) menurut

Persetujuan New York, pihak Belanda juga menunjukkan sikapnya yang baik. Kedua

belah pihak menghormati hasil dari pendapat rakyat Irian Barat dalam menentukan

pilihannya.

Hasil dari Pepera yang memutuskan secara bulat bahwa Irian Barat tetap

merupakan bagian dari Republik Indonesia. Hasil Pepera ini membuka jalan bagi

persahabatan RI-Belanda. Lebih-lebih setelah tahun 1965, hubungan RI-Belanda

sangat akrab dan banyak sekali bantuan dari Belanda kepada Indonesia baik melalui

IGGI (Inter Governmental Group for Indonesia)

atau di luarnya.

Akhirnya Sidang Umum PBB tanggal 19 November 1969 menyetujui hasil- hasil

Pepera tersebut sehingga Irian Barat tetap merupakan bagian dari wilayah Republik

Indonesia.

F

Arti Penting Penentuan Pendap at Rakyat

(Pepera) di Irian Barat

Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka 3, hal 201.

Gb.12.9

Sidang Pepera di Kabupaten Pegunungan

Jayawijaya pada tanggal16 Juli 1969.

242

IPS SMP/MTs Kelas IX

Tugas Kemandirian

Pembiasaan

1. Bacalah buku 30 Tahun Indonesia Merdeka jilid 2 dan 3 atau buku-buku yang relevan

mengenai perjuangan. Bangsa Indonesia merebut lrian Barat.

2. Peragakanlah dengan drama di depan kelas sesuai dengan materi Perjuangan Bangsa

Indonesia Merebut lrian Barat. Sebelum kalian memperagakan drama tersebut tunjuklah

teman-teman kalian yang akan memerankan drama dengan melibatkan semua siswa

dalam satu kelas tanpa memandang agama maupun jenis kelamin. Setelah mereka

mengetahui perannya masing-masing diharapkan membuat skenario dialog para pelaku

dengan mempelajari materi di buku 30 Tahun Indonesia Merdeka jilid 2 dan 3 atau

buku-buku yang relevan.

3. Bagilah peragaan drama itu dalam beberapa adegan, misalnya :

Adegan I, tentang rapat raksasa di Yogyakarta (19 Desember 1961) atau Trikora. Adegan

II, tentang Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Adegan III, tentang

Peristiwa Aru. Adegan IV, tentang Persetujuan New York. Adegan V, tentang Penentuan

Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Barat.

Bagaimana pendapat kalian mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan oleh negara

kita sekarang ini yang seringkali terjadi kasus perbatasan. Misalnya, masalah pulau-pulau

kecil yang letaknya berbatasan dengan negara tetangga atau batas antarnegara yang hanya

menggunakan pancang-pancang (pathok).

IPS SMP/MTs Kelas IX

243

Refleksi

Rangkuman Materi

1. Salah satu keputusan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di

Den Haag pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949 adalah kedudukan Irian

Barat akan ditentukan selambat-lambatnya satu tahun setelah Pengakuan Kedaulatan.

Setelah bertahun-tahun Belanda tidak mau membicarakan masalah Irian Barat maka

bangsa Indonesia berjuang merebutnya.

2. Dalam berjuang merebut kembali lrian Barat bangsa Indonesia menggunakan berbagai

upaya, yakni melalui diplomasi maupun konfrontasi. Perjuangan melalui konfrontasi

dilakukan dengan cara konfrontasi politik, ekonomi, sampai konfrontasi militer.

3. Dalam konfrontasi militer diawali dengan dikeluarkannya Trikora (Tri Komando Rakyat)

pada tanggal 19 Desember1961. Untuk melaksanakan Trikora ini dibentuklah Komando

Mandala Pembebasan Irian Barat. Operasi pembebasan yang dilakukan Komando

Mandala Pembebasan lrian Barat ini melaluli fase infiltrasi, fase eksploitasi, dan fase

konsolidasi.

4. Dengan adanya kesungguhan Indonesia dalam merebut Irian Barat ini mengundang

simpati diplomat AS Ellsworth Bunker untuk mengusulkan rencana penyelesaian masalah

Irian Barat. Indonesia menerima usul Bunker sedangkan Belanda menolaknya. Oleh

karena itu Amerika Serikat mendesak Belanda untuk menerima Rencana Bunker. Atas

desakan Amerika Serikat maka Belanda menerimanya dan menandatangani Persetujuan

New York pada tanggal15 Agustus 1962.

5. Berdasar Persetujuan New York maka Irian Barat selambat-lambatnya pada tanggal

1 Oktober 1962 akan dilaksanakan serah terima Irian Barat dari tangan Belanda kepada

Pemerintah Sementara PBB UNTEA (

United Nations Temporary Executive Authority

).

6. Selanjutnya sebagai wujud pelaksanaan Persetujuan New York maka diselenggarakanlah

Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat (Pepera) pada tahun 1969. Hasil Pepera

membuktikan secara bulat bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik

Indonesia. Hasil Pepera ini disetujui PBB pada tanggal19 November 1969.

Setelah kalian mempelajari tentang Perjuangan Bangsa Indonesia merebut Irian Barat, buatlah

puisi untuk membangkitkan semangat bangsa Indonesia dalam mempertahankan wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Puisi paling sedikit dua

bait yang mengandung semangat nasionalisme dalam mempertahankan keutuhan wilayah

agar kedaulatan negara kita tidak diinjak-injak oleh bangsa asing.

244

IPS SMP/MTs Kelas IX

Uji Kompetensi

Ayo kerjakan di buku tugasmu!

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat!

1. Latar belakang pemerintah Indonesia

mengumumkan pembubaran Uni Indone-

sia-Belanda secara sepihak pada tahun

1954 adalah ....

a. Belanda tidak mau berunding masalah

Irian Barat

b. Melalui jalur ekonomi, PBB tidak berhasil

menekan Belanda

c. Belanda melakukan tindakan kejam

pada pegawai Indonesia

d. Sebagian besar anggota PBB men-

dukung Indonesia

2. Dalam perjuangan merebut Irian Barat,

pemerintah menetapkan ibukota Irian Barat

yang berkedudukan di ....

a. Soa-Siu

b. Merauke

c. Sorong

d. Teminabuan

3. Indonesia berusaha merebut kembali Irian

Barat dengan kekuatan senjata dikarenakan

....

a. Indonesia didukung dua pertiga suara

anggota di PBB

b. Belanda mempersiapkan “Negara

Papua” di Irian Barat

c. Negara-negara Asia-Afrika tidak

mendukung Indonesia

d. Kelanjutan pejuangan diplomasi yang

telah berhasil

4. Upaya-upaya yang ditempuh Indonesia

dalam mengembalikan Irian Barat adalah

a. melakukan pendekatan dengan

Belanda, meminta bantuan negara

tetangga, dan melakukan konfrontasi

b. mengajukan masalahnya kepada PBB

melakukan pendekatan kepada Belanda

dan meminta bantuan negara-negara

berkembang

c. melakukan konfrontasi, meminta

bantuan negara Amerika, dan me-

nunggu keputusan rakyat Irian Barat

d. mengadakan perundingan dengan

Belanda, mengajukan permasalahan

kepada Dewan keamanan PBB, dan

melakukan konfrontasi

5. Pada tahun 1962 Ellworth Bunker meng-

usulkan agar pihak Belanda menyerahkan

kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia

melalui ....

a. Amerika Serikat c. Australia

b. PBB

d. UNSF

6. Salah satu isi Tri Komando Rakyat pada

tanggal19 Desember 1961 adalah ....

a. sukseskan Penentuan Pendapat Rakyat

di Irian Barat

b. kembalikan Irian Barat kepada Indone-

sia tanpa syarat

c. turunkan bendera kolonial Belanda di

Irian Barat

d. gagalkan pembentukan “Negara Papua”

bikinan Belanda

IPS SMP/MTs Kelas IX

245

7. Pengorbanan Komodor Yos Sudarso patut

kita hargai sebab beliau gugur sebagai

pahlawan dalam insiden ....

a. Operasi Jayawijaya

b. penyusupan di Sorong

c. pertempuran di Laut Aru

d. Operasi Banteng

8. Pemerintahan Sementara PBB yang

menerima penyerahan Irian Barat dari

Belanda adalah ....

a. United Nations Organization

b. United Nations Comission for Indone-

sia

c. United Nations Temporary Executive

Authority

d. United Nations Security Forces

9. Berikut ini fase-fase yang dilakukan

komando mandala,

kecuali

....

a. fase agresi

b. fase infiltrasi

c. fase konsolidasi

d. fase konsolidasi

10. Tahap akhir perjuangan mengembalikan

Irian Barat ke wilayah Indonesia adalah

dengan melaksanakan ....

a. referendum darurat

b. musyawarah rakyat Irian

c. Pemilihan Umum Irian

d. Penentuan Pendapat Rakyat

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan jelas!

1. Sebagai dasar Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda adalah isi

keputusan ....

2. Dua strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut Irian Barat yakni .... dan ....

3. Seorang diplomat Amerika Serikat ikut mengusulkan untuk mengatasi persengketaan Indone-

sia- Belanda mengenai Irian Barat adalah ....

4. Trikora dikumandangkan Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1961 di kota ...

5. Komando yang dibentuk untuk pengembangan operasi militer di Irian Barat adalah ....

6. Fase operasi yang direncanakan untuk mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer

lawan disebut ....

7. Operasi yang dilakukan Komando Mandala di daerah Sorong, Kaimana, dan Merauke diberi

nama ....

8. Pasukan keamanan PBB yang bertugas menjamin keamanan di Irian Barat disebut ....

9. Yang ditunjuk sebagai pemimpin pasukan UNSF adalah seorang dari Pakistan bernama ....

10. Seorang sukarelawati yang gigih berjuang di Irian Barat sehingga memenangkan hadiah

Pending Emas bernama ....

246

IPS SMP/MTs Kelas IX

III. Jawablah pertan

yaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !

1. Jelaskan latar belakang Indonesia berupaya merebut Irian Barat dari tangan Belanda!

2. Jelaskan secara singkat perjuangan melalui diplomasi bangsa Indonesia dalam mengembalikan

Irian Barat ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia!

3.. Berilah 3 (tiga) contoh perusahaan- perusahaan Belanda yang diambil alih oleh bangsa Indone-

sia ketika merebut Irian Barat melalui konfrontasi ekonomi!

4. Bagaimanakah sikap Indonesia ketika Belanda membentuk negara “Boneka” Papua?

5. Sebutkan isi Tri Komando Rakyat yang dikumandangkan Presiden Soekarno pada tanggal

19 Desember 1961!

6. Jelaskan secara singkat terjadinya insiden di Laut Aru pada tanggal15 Januari 1962!

7. Sebutkan 3 (tiga) isi Persetujuan New York antara Indonesia-Belanda pada tanggal 15 Agustus

1962!

8. Jelaskan arti penting Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat !